Senin, 11 Januari 2010

Mending Hujan Atau Panas?

Pertanyaan ini seperti judul diatas saya ajukan ke beberapa teman saya. Jawaban dari teman-teman sangat beragam, ada yang mengatakan mendingan hujan, mendingan panas, mendingan mendung, mendingan gak dua-duanya, dll. Tapi ada satu jawaban dari teman kostan saya danang saat saya tanyakan seperti itu dia menjawab "mmmmm (sambil mikir) ya tergantung kondisi, ya syukuri aja lah har". Kalau boleh dibilang jujur saya milih mendingan panas, karena kalo pendapat saya kemaren-kemaren. Kalau hujan itu serba susah, mau kemana-mana susah, becek, sepatu jadi basah terus, cucian gak kering, harus pake mantol kalau lagi dijalan naek motor, dll.

Astaghfirullah..
Saya membaca salah satu ayat Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 22 yang berbunyi

Alladhii ja'ala lakumul ardha firassyaw wassamaaaa binaaa an, wa anzala minassamaaa'i fa akh rajabihii minassyamaraati rizqallakum, falaa taj'aluu lillahi andaddawwa antum ta'lamun.

Artinya:
Dialah Allah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air(hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Subhanallah, ayat tersebut menyadarkan saya agar selalu bersyukur atas segala yang diberikan kepada Allah meskipun menurut saya pribadi itu tidak menguntungan. Tapi setelah baca dan memahami arti dibalik ayat ini. Saya pikir saya sangat egois mementingkan kepentingan saya sendiri (saya rugi kalo ada hujan, sepatu saya basah, dll) tapi melihat ada kata-kata "buah-buahan sebagai rezeki untukmu" saya mulai melihat dari sisi lain seorang tukang kebun yang sangat menunggu hadirnya air hujan agar memperoleh buah-buahan segar dan mendapatkan rezeki dari itu. Sangatlah egois kalau saya hanya melihat dari sisi saya pribadi.

Subhanallah dengan ayat ini saya tersadar bahwa Allah telah mengatur segala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar